Pesantren Bina Insan Mulia gencar mengirim lulusannya ke sejumlah kampus internasional di berbagai negara. Inisiatif itu dimulai sejak tahun 2017, kemarin. Tahun ini, Pesantren Bina Insan Mulia mengirim lulusannya ke Yordania.
Alumni Pesantren Bina Insan Mulia dikirim ke Mesir, Oman, Sudan, Tunisia, Turkey, German, Taiwan, China, Malaysia, Rusia, Perancis, Australia, dan masih banyak lainnya. "Jumlah lulusan Pesantren Bina Insan Mulia di luar negeri sudah di atas 500 orang yang tersebar di negara negara tersebut," terang pernyataan pers dari Pesantren Bina Insan Mulia. Pesantren Bina Insan Mulia berlokasi di Cisaat Dukupuntang Cirebon ini mentargetkan 1.000 sarjana dari lulusannya yang menyelesaikan S1, S2 dan S3 dari kampus kampus luar negeri.
Hukum Masbuk Shalat Jumat Hingga Rakaat Kedua, Apa Perlu Shalat Dzuhur Lagi? Ini Kata Buya Yahya Taktik Maling di Indramayu Tukar Motornya dengan Motor Korban di Halaman RS, Ternyata Residivis Doa untuk Orangtua yang Sudah Meninggal dan Tiga Amalan yang bisa dilakukan Menurut Buya Yahya
Bolehkah Sterilkan Kucing agar Tidak Berkembang Biak? Ini Penjelasan Buya Yahya Banjarmasinpost.co.id Idham Mase Kekeuh Cerai dengan Catherine Wilson, Kecewa Keket Tak Mundur dari Caleg, Rebutan Suara Halaman 3 Saat memberikan pidato selama Pelepasan Study Abroad Yordania pada Rabu (27/09/23), Kiai Imam Jazuli optimis target itu bisa dicapai.
Dua tahun lalu, Pesantren Bina Insan Mulia menjadi pesantren yang paling banyak mengirim lulusannya memasuki Universitas Al Azhar Mesir. Sedangkan tahun ini, Pesantren Bina Insan Mulia menjadi pesantren yang paling banyak mendapatkan beasiswa dari Universitas Az Zaitunah Tunisia melalui jalur seleksi. Tapi, ada yang spesial dari keberangkatan lulusan Pesantren Bina Insan Mulia ke Yordania (Jordan) untuk yang perdana ini
Rupanya, kader yang berangkat ke Yordania kali ini adalah putra sulung Kiai Imam Jazuli, Syah Khotami El Aulia atau akrab dipanggi Aa Khotam. "Menjadi spesial karena Aa Khotam adalah kader Bina Insan Mulia," katanya. “Saya punya anak banyak, dan semua sudah saya kasih haluan, bahkan perjanjian agar nanti mereka kembali ke pesantren,” paparnya.
“Tugas utama seorang kader adalah kembali ke Bina Insan Mulia untuk ikut menjaga dan membesarkan pesantren setelah menyelesaikan study ,” tuturnya di hadapan para santri dan para guru. Sebagai catatan, kader di sini artinya bukan putra putri biologis tetapi lulusan Bina Insan Mulia yang terpilih melanjutkan belajar ke luar negeri ataupun dalam negeri. Mereka yang melanjutkan study ini, wajib kembali kePesantren Bina Insan Mulia dan membagikan ilmu mereka.
"Banyak pesantren yang hebat dan besar hanya pada saat pendirinya masih hidup. Begitu ditinggal pendirinya, kemerosotan mulai terjadi. Inilah pentingnya kaderisasi,” pesannya menegaskan pentingnya kaderisasi. Aa Khotam adalah lulusan MAUBI (Madrasah Aliyah Unggulan Bertaraf Internasional) Bina Insan Mulia. Aa Khotam diterima di University of Jordan di Fakultas Shariah.
MAUBI menerapkan persyaratan khusus bagi pelajar yang ingin mendaftar. Untuk bisa diterima, pelajar harus masuk ranking 1 5 berturut turut. MAUBI menerapkan kurikulum dengan standar internasional.
University of Jordan disebut sebagai The Mother University di negaranya. Kampus ini berdiri paling awal di Kerajaan Hasyimiyah Yordania. Kampus yang berdiri tahun 1962 ini memiliki 20 fakultas.
Banyak tokoh penting di Yordania yang merupakan alumni dari kampus ini. Secara lokasi, Yordania menempati posisi yang strategis, terutama bagi umat Islam. Yordania memiliki warisan sejarah yang sangat penting bagi dunia Islam dan Timur Tengah secara umum.
Dari ibukota Amman Yordania, seseorang bisa menuju tiga tempat suci Islam dengan menggunakan perjalaan darat, yaitu Makkah Madinah dan Yerussalam di Palestina.